Pada artikel
yang lalu kami telah membahas tiga cara mendidik anak sesuai tuntunan Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dipostingan kali ini kami akan
melanjutkan pembahasan mendidik anak dengan cara Nabi. Selamat membaca :
4. Mengajak
Shalat
Tidak perlu
mempengaruhi anak dengan cara hipnotis agar ia sadar untuk melaksanakan shalat
lima waktu. Memerintahkan anak untuk shalat lima waktu akan lebih mudah
dipatuhi jika telah lama ia dibiasakan untuk melakukannya.
Dari
Abdullah bin Mas’ud, dia berkata, “Jagalah shalat anak-anak kalian dan
biasakanlah mereka melakukan kebaikan. Karena kebaikan adalah kebiasaan.” (HR
Ath-Thabrani)
Seorang anak
sudah bisa diajak shalat ketika ia sudah mengerti dan mengetahui mana arah
kanan dan kiri, “ Dari Abdullah bin Habib, bahwasanya Rasulaullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika seorang anak dapat membedakan mana kanan
dan kiri, maka perintahkanlah dia untuk mengerjakan shalat.” (HR Ath-Tabrani)
Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam juga telah menentukan usia tujuh tahun sebagai usia
dimulainya pelajaran shalat. Dari sabrah bin Ma’bad Al-Juhani Radhiallahu
‘anhu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
“Perintahkanlah anak kecil untuk shalat apabila sudah berusia tujuh tahun.
Apabila sudah mencapai usia sepuluh tahun, maka pukullah untuk shalat.”
Mengajarkan
anak untuk shalat tentu saja harus dimulai dari diri sendiri. Tidak akan
berhasil jika kita menyuruh anak untuk shalat sementara orangtua tidak shalat.
5. Menanamkan
sikap amanah
Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wa sallam memiliki sifat amanah sejak masih kanak-kanak hingga
menjadi Rasul. Ini merupakan palajaran bagi anak Muslim agar meneladani Rasulullah
untuk membantunya kelak berdakwah di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Rasulullah
pun menaruh perhatian besar dalam penanaman akhlaq ini pada diri seorang anak.
Beliau tidak memaafkan kesalahan anak pada aspek ini. Dari Abdullah bin Nusr
al-Mazini Radhiallahu ‘anhu, “Ibuku mengutus kepada Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam dengan membawa seikat anggur. Namun aku memakannya
sebagian sebelum aku sampaikan kepada beliau. Ketika aku sudah bertemu beliau,
beliau menjewer telingaku dan mengatakan, “hai Ghudar (koruptor)”
6. Mendidik
anak menjauhi sifat iri dengki
Bersihnya
hati dari sifat iri dan dengki merealisasikan keseimbangan jiwa manusia dan
membiasakannya mencintai kebaikan. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam menyeru
seorang anak yang sedang tumbuh, Anas bin Malik, untuk selalu membersihkan
kotoran jiwanya siang dan malam, memaafkan orang yang menyakitinya,
mengosongkan hati dari bisikan syaitan dan tiupannya di kepala dan jiwa.
Dari Anas
bin Malik Radhiallahu ‘anhu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam,
bersabda kepadaku, “Wahai anakku, jika engkau mampu untuk melalui pagi dan
sore tanpa ada rasa ingin merugikan orang lain di hatimu, maka lakukanlah.
Wahai anakku, itu adalah sunnahku. Barangsiapa menghidupkan sunnahku berarti
telah mencintaiku. Dan barangsiapa mencintaiku, dia akan bersamaku di surga.”
(HR At-Tirmidzi)
Menjadi
ikhtiar kita bersama untuk senantiasa mengikuti sunnah-sunnah Nabi dalam
kehidupan kita. Terkuhusunya untuk bahasan ini kita senantiasa harus mencontoh
cara-cara Nabi bagaimana dalam mendidik anak kita supaya menjadi anak yang
shaleh dan shalehah seperti apa yang kita harapkan. Amiin
Wallahu
A’lam
Semoga
bermanfaat…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar