Label

Sabtu, 05 Agustus 2017

Didiklah Anak Kita dengan Cara Nabi (2)

Pada artikel yang lalu kami telah membahas tiga cara mendidik anak sesuai tuntunan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dipostingan kali ini kami akan melanjutkan pembahasan mendidik anak dengan cara Nabi. Selamat membaca :

4. Mengajak Shalat
Tidak perlu mempengaruhi anak dengan cara hipnotis agar ia sadar untuk melaksanakan shalat lima waktu. Memerintahkan anak untuk shalat lima waktu akan lebih mudah dipatuhi jika telah lama ia dibiasakan untuk melakukannya.
Dari Abdullah bin Mas’ud, dia berkata, “Jagalah shalat anak-anak kalian dan biasakanlah mereka melakukan kebaikan. Karena kebaikan adalah kebiasaan.” (HR Ath-Thabrani)
Seorang anak sudah bisa diajak shalat ketika ia sudah mengerti dan mengetahui mana arah kanan dan kiri, “ Dari Abdullah bin Habib, bahwasanya Rasulaullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika seorang anak dapat membedakan mana kanan dan kiri, maka perintahkanlah dia untuk mengerjakan shalat.” (HR Ath-Tabrani)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga telah menentukan usia tujuh tahun sebagai usia dimulainya pelajaran shalat. Dari sabrah bin Ma’bad Al-Juhani Radhiallahu ‘anhu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Perintahkanlah anak kecil untuk shalat apabila sudah berusia tujuh tahun. Apabila sudah mencapai usia sepuluh tahun, maka pukullah untuk shalat.”
Mengajarkan anak untuk shalat tentu saja harus dimulai dari diri sendiri. Tidak akan berhasil jika kita menyuruh anak untuk shalat sementara orangtua tidak shalat.

5. Menanamkan sikap amanah
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam memiliki sifat amanah sejak masih kanak-kanak hingga menjadi Rasul. Ini merupakan palajaran bagi anak Muslim agar meneladani Rasulullah untuk membantunya kelak berdakwah di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Rasulullah pun menaruh perhatian besar dalam penanaman akhlaq ini pada diri seorang anak. Beliau tidak memaafkan kesalahan anak pada aspek ini. Dari Abdullah bin Nusr al-Mazini Radhiallahu ‘anhu, “Ibuku mengutus kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan membawa seikat anggur. Namun aku memakannya sebagian sebelum aku sampaikan kepada beliau. Ketika aku sudah bertemu beliau, beliau menjewer telingaku dan mengatakan, “hai Ghudar (koruptor)”

6. Mendidik anak menjauhi sifat iri dengki
Bersihnya hati dari sifat iri dan dengki merealisasikan keseimbangan jiwa manusia dan membiasakannya mencintai kebaikan. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam menyeru seorang anak yang sedang tumbuh, Anas bin Malik, untuk selalu membersihkan kotoran jiwanya siang dan malam, memaafkan orang yang menyakitinya, mengosongkan hati dari bisikan syaitan dan tiupannya di kepala dan jiwa.
Dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘anhu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda kepadaku, “Wahai anakku, jika engkau mampu untuk melalui pagi dan sore tanpa ada rasa ingin merugikan orang lain di hatimu, maka lakukanlah. Wahai anakku, itu adalah sunnahku. Barangsiapa menghidupkan sunnahku berarti telah mencintaiku. Dan barangsiapa mencintaiku, dia akan bersamaku di surga.” (HR At-Tirmidzi)

Menjadi ikhtiar kita bersama untuk senantiasa mengikuti sunnah-sunnah Nabi dalam kehidupan kita. Terkuhusunya untuk bahasan ini kita senantiasa harus mencontoh cara-cara Nabi bagaimana dalam mendidik anak kita supaya menjadi anak yang shaleh dan shalehah seperti apa yang kita harapkan. Amiin

Wallahu A’lam

Semoga bermanfaat…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Maalikul Mulk (Maha Memiliki Kerajaan)

Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut keraj...