Label

Rabu, 16 Agustus 2017

Penyakit "Jahiliyah" di Diri Kita

Nabi Muhammad Shallahu 'alaihi wa sallam diutus oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala di dunia salah satu tugas utamanya adalah memberantas kejahiliyahan yang berada ditanah arab pada saat itu. Rasulullah hanya dibekali oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala sebuah Al-Quran, dimana al-qur’an tersebut adalah menjadi pedoman/acuan Rasulullah dalam berdakwah kepada kaum jahiliyah pada masa itu.
Jahiliyah secara bahasa artinya adalah “bodoh”. Akan tetapi Arab Jahiliyah sejatinya bukan berarti orang-orang pada zaman itu adalah orang yang bodoh atau tidak mengerti ilmu sama sekali, bahkan Allah mengabadikan keilmuan mereka yang salah satunya adalah ilmu tentang berdagang. Sebagaimana telah termaktub adalah QS Quraisy : 1-2  
"Karena kebiasaan orang-orang Quraisy (1), (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas (2)." (Qs Quraisy : 1-2)
Orang Quraisy biasa Mengadakan perjalanan terutama untuk berdagang ke negeri Syam pada musim panas dan ke negeri Yaman pada musim dingin. Dalam perjalanan itu mereka mendapat jaminan keamanan dari penguasa-penguasa dari negeri-negeri yang dilaluinya. Perdagangan merekapun adalah perdagangan kelas internasional bukan perdagangan kelas lokal, ini menandakan bahwa mereka punya peradaban, punya sistem dan juga ilmu.
Lalu apa yang dimaksud dengan Jahiliyah? Al-Qur’an Al-Karim telah menjelaskan tentang jahiliyah tersebut. Di dalam Al-Qur’an Allah menyebut kata “Jahiliyah” hanya sebanyak 4 kali dan itulah yang dimaksud jahiliyah. Ayat-ayat tersebut mewakili 4 bidang kejahiliahan pada saat itu dan ini adalah tugas nabi untuk menyelesaikannya dan diganti dengan syariat islam.

1. Dhon al-Jahiliyyah (Prasangka/Keyakinan Jahiliyah)
"Kemudian setelah kamu berduka cita, Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan dari pada kamu, sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri, mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah. mereka berkata: "Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?". Katakanlah: "Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah". mereka Menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: "Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini". Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh". dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha mengetahui isi hati." (QS Ali Imran : 154)
Dhon secara bahasa artinya adalah “prasangka”. Jaman dahulu mereka orang-orang jahiliyah yang tidak punya ilmu tentang Allah mereka hanya menduga-duga seperti apa Allah itu, berapa Tuhan itu sebenarnya, makanya merebak yang namanya berhala-berhala yang banyak pada saat itu. Dhon al-Jahiliyah ini menyangkut tentang keyakinan (aqidah) maka jahiliyah ini bisa disebut Jahiliyah Keyakinan
Salah satu tanda jahiliyah keyakinan yang pertama adalah merebaknya “perdukunan” kita kadang sering ketipu dengan penampilan dan nama walaupun dia bersorban, pakai gamis, seorang ustadz, kiyai apalagi paranormal mereka mempraktekkan suatu hal-hal berbau perdukunan berarti mereka adalah dukun. Sudah pasti mereka itu adalah dukun walaupun mereka hafal Al-Qur’an, hafal hadits, punya pondok pesantren dan lain sebagainya.
Para ulama mendefinisikan dukun adalah “siapapun yang mengaku mengetahui hal yang ghaib baik yang telah terjadi maupun yang akan datang”. Jika ada orang yang mengaku seperti itu maka orang itu adalah dukun. Rasulullah saja orang yang paling mulia, paling suci dan paling dekat dengan Allah tidak pernah tahu tentang kejadian yang lalu maupun yang akan datang kecuali diberi tahu oleh Allah sendiri.
Keyakinan terhadap hari, bulan, tahun, tempat, arah tertentu yang dianggap sial maka itu termasuk keyakinan jahiliyah
Keyakinan terhadap  burung seperti keyakinan bahwa jika ada burung yang berbunyi begini maka akan terjadi begini, atau jika burung yang dilepas jika terbang ke kanan akan beruntung dan jika terbang ke kiri maka akan sial, maka sudah jelas bahwa itu adalah keyakinan jahiliyah dan lain sebagainya
Pada jaman sekarangpun masih ada sebagian umat islam di dunia ini yang masih percaya dengan yang disebutkan diatas tadi bahkan sampai dikuatkan dengan “dalil-dalil” yang tidak jelas sumbernya dari mana.

2. Hukmu al-Jahiliyyah (Hukum Jahiliyyah)
Firman Allah QS Al-Maidah : 50
"Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?." (Qs Al-Maidah : 50)
Hukmu Al-Jahiliyah adalah hukum jahiliyah entah itu Hukum agama, hukum sosial, hukum negara dan lainya
Contoh yang pertama adalah hukum tentang haji sejak dulu orang arab sudah tahu bahwa di makkah ada bangunan ka’bah dan semua meyakini bahwa ka’bah adalah rumah Tuhan dan dari itulah setiap tahun mereka mengadakan haji yang sudah ada sejak jaman nabi Ibrahim dulu. Kemudian karena orang-orang makkah waktu itu adalah pedagang maka diotak-atiklah peraturan haji itu. Seperti kasusu pakaian ihrom tidak boleh dibawa dari luar makkah dan harus beli dari pedagang-pedagang makkah jika tidak beli dari pedagang makkah maka hajinya tidak sah.
Sementara hukum sosial misalnya tentang seorang wanita, kalau di kalangan Kristen dahulu wanita disebut dengan “setan” bahkan sampai difatwakan oleh pastur pada saat itu, sementara di arab wanita dihinakan tidak dianggap orang, karena jika memiliki anak wanita, mereka pada malu bahkan sampai dibunuh, sementara dibelahan dunia sebelah timur wanita bahkan dianggap sebagai titisan “dewa” sehingga banyak wanita-wanita yang dianggap dewi bahkan disembah-sembah oleh mereka. Na’udzubillah
Hukum Negara contohnya adalah jika orang mencuri maka syariatnya hukumannya di potong tangan dank arena sistemnya jahiliyah hukum ini diganti, misalnya diganti hukumannya dengan mengganti barang yang dicuri atau dikurung penjara.

3. Tabarruj al-Jahiliyyah (Penampilan/Gaya Hidup Jahiliyyah)
"Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya." (Qs Al-Ahzab : 33)
Tabarruj artinya penampilan, kenapa di dalam islam begitu diperhatikan tentang penampilan? Karena penampilan adalah pembeda kita. Allah ingin menyelamatkan dan menjaga kita dari pengaruh-pengaruh kejahiliyahan dengan melarang penampilan-penampilan menyerupai mereka.
Contohnya adalah tentang pakaian seorang wanita. Di dalam syariat sudah ditentukan bahwa wanita diwajibkan menutup seluruh auratnya kecuali bagian wajah dan telapak tangan serta memanjangkan kainnya sampai menutupi bagian dada. Jaman jahiliyah dulu sangat hancur sekali pakaian para wanitanya dan sekarang dibudayakan lagi oleh kaum barat sehingga menjadi tren di jaman ini dan sayangnya wanita muslim kita juga tak sedikit mengikuti pakaian-pakaian jahiliyah tersebut.
Contoh lainnya tentang penampilan rambut. Di dalam syariat nabi mengharamkan yang namanya “khaza’” yaitu memotong rambut sebagian dan sebagian lainya tidak dipotong. Itu adalah penampilan orang-orang jaman jahiliyah dahulu dan lagi-lagi di jaman sekarang ini penampilan itu di munculkan lagi bahkan menjadi tren anak muda masa sekarang ini.

4. Hamiyyata al-Jahiliyyah (Kesombongan Jahiliyyah)
"Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan Jahiliyah lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat-takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu." (Qs Al-Fath : 26)
Hamiyyah yang artinya adalah kesombongan jadi Hamiyyata Al-Jahiliyah adalah kesombongan jahiliyah. Dimana orang-orang jahiliyah dulu sangat bangga sekali dengan status social, jabatan, harta, nasab dan lainnya yang mengakibatkan kesenjangan dalam bermasyarakat.
Missalnya pada jaman dahulu pada suatu waktu diadakanlah kompetisi yang namanya “kompetisi memanah”. Dua kabilah masing-masing mengajukan perwakilannya setelah itu mereka berlomba kemudian ada yang menang dan yang kalah, yang kalah tidak terima sehingga terjadi percekcokan, adu balas syair saling menghina. Tidak hanya cukup segitu bahkan sangking tidak terimanya sampai terjadi peperangan antar kabilah. Begitulah yang terjadi pada saat itu.
Di masa sekarang contohnya cukup sederhana, misalnya ada dua pasang calon pemimpin berlomba-lomba untuk mendapatkan suara terbanyak, dan akhirnya salah satunya kalah dan tidak terima maka mereka melaporkan ke lembaga pemerintahan bahwa yang menang itu curang dengan fitnah-fitnah ataupun dengan perang mulut bahkan sampai perang antar pendukung. Itulah contoh sederhana jaman sekarang ini.
Ada contoh lagi misalnya dua team sepakbola sedang bertanding dan satunya kalah sehingga tidak terima kemudian para pendukungnya tawuran bahkan sampai luka-luka dan mati. Itulah termasuk bentuk kefanatikan terhadap kelompok sehingga mereka mati jahiliyah.
Kefanatikan bisa masuk kedalam kelompok Hamiyyat Al-Jahiliyah. Pengertiannya sederhana “jika ada seorang atau sekelompok yang membangga banggakan kelompoknya bahkan sampai berani mati atau bahkan beranggapan bahwa kelompoknyalah yang paling benar”. Maka mereka termasuk golongan ini. 

Di masa modern ini kita masih saja terus tertipu dengan kejahiliyahan yang dibungkus dengan menarik sampai-sampai kita mengamalkannya tanpa kita sadari atau bahkan mensosialisaikan gerakan-gerakan jahiliyah modern ini kepada orang-orang awam. Seperti halnya isi khutbah di atas tadi bagaimana macam-macam bentuk kejahiliyahan ada empat macam yaitu dhon al-jahiliyah, hukmu al-jahiliyah, tabarruj al-jahiliyah dan hamiyyata al-jahiliyyah. Empat macam tersebut harus kita mengerti ciri-cirinya seperti apa biar kita dapat mendeteksi penyakit kejahiliyahan yang bersemayam di dalam hati, perkataan, perbuatan, tingkah laku, penampilan dan pemikiran kita.
Semoga kita diberikan hidayah oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala supaya bentuk-bentuk kejahiliyahan yang masih bersemayam di tubuh kita dapat segera terangkat dan diganti dengan syariat Allah yang mengatur segala kehidupan umat muslim. Minimal untuk dirinya sendiri kemudian masyarakat dan umat islam seluruhnya. Kita akan mendapatkan pahala lebih jika kita mengamalkan sunnah Rasulullah Shallahu 'alaihi wa sallam dan syariat Allah Subhanahu wa Ta'ala dari pada kita mengamalkan kejahiliyyahan sebagaimana kita akan terus menurus dikirim dosa-dosa mereka yang kita “dakwahi” ke menuju hidup jahiliyah. Semoga Allah Ta'ala menjauhkan kita dari perbuatan-perbuatan kejahiliyahan itu dan kita terus-menerus istiqomah dalam menjalankan perintah Allah dan sunnah Rasulnya.

Wallahu a'lam


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Maalikul Mulk (Maha Memiliki Kerajaan)

Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut keraj...