Label

Sabtu, 19 Agustus 2017

Pelajaran Berharga Tentang Keluarga di Surah At-Tahrim (1)

Istri yang Mempersempit
Di surah At-Tahrim ini dari ayat 1-5 menjelaskan tentang istri Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam yang mengoreksi beliau dan tidak bertanya kepada beliau mulai pagi sampai malam hari. Dari Imam Ahmad di dalam Musnad-nya menceritakan tentang Ibnu Abbas yang bertanya kepada Umar bin Khattab tentang turunya surah At-Tahrim ayat 4 yaitu untuk siapakah kedua orang istri nabi yang difirmankan Allah Subhanahu wa Ta'ala“Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan).” Maka umar menjawab “’Aisyah dan Hafshah” kemudian Umar menceritakan kejadiannya dan berkata, ‘Dahulu kami kaum Quraisy selalu mengalahkan kaum perempuan (dalam kehendak dan pendapat). Ketika kami datang ke Madinah, kami menemukan suatu kaum yang dikalahkan oleh kaum perempuan, maka kaum perempuan kami belajar dari kaum perempuan mereka’. Umar pun bercerita ‘Suatu hari saya marah kepada istriku. Tiba-tiba istriku mengoreksi dan membantak apa yang saya katakana dan saya tidak terima bantahannya. Istriku berkata, ‘kenapa engkau menolak koreksiku. Demi Allah, sesungguhnya para istri Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam pernah mengoreksi beliau dan meng-hajr (tidak bertanya kepada beliau) dari mulai pagi sampai malam’’. Kita bisa ambil kesimpulan bahwa pentingnya untuk taat kepada suami selagi apa yang dikatakan oleh suami itu tidak bertentangan dengan syari’at, karena suami berkewajiban untuk menjaga dirinya dan keluarganya dari api neraka seperti yang dijelaskan di awal tadi.

Istri yang Khianat
Firman Allah, “Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing), Maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): "Masuklah ke dalam Jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)". [At-Tahrim : 10]
Allah Subhanahu wa Ta'ala menyebutkan perumpamaannya yakni tentang kedua Nabi dan Rasul yang menemani mereka siang dan malam, memberi makan keduanya, bercampur di malam hari dan menggauli mereka dengan sangat akrab akan tetapi istri-istri mereka berkhianat yakni dengan tidak seiman dengan mereka berdua dan tidak membenarkan risalah yang mereka bawa. Semua itu sama sekali tidak membantu mereka dan kedekatan itu tidak akan mampu mencegah murka Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada keduanya. Maka kedua suaminya tidak dapat sediktpun membantu mereka dari siksa Allah karena kekafiran mereka yaitu kedua istri Nabi. 
Dari sini kita bisa ambil pelajaran bahwa sekuat apapun iman kita jika kita gagal dalam mendidik istri atau bahkan anak-anak kita maka kita sedikitpun tak akan sanggup untuk menolong mereka.

Istri yang Beriman
Allah berfirman : “Dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim.” [At-Tahrim : 11]
Adapun yang ini adalah perumpamaan yang Allah Subhanahu wa Ta'ala berikan kepada orang-orang mukmin, bahwa mereka tidak akan terpengaruh ketika berinteraksi dengan orang-orang yang kafir. Qatadah berkata, ‘dahulu Fir’aun adalah makhluk bumi tersombong dan paling kafir, tapi demi Allah kekafiranya tidak mempengaruhi istrinya yang patuh kepada Rabb-nya, hal ini mengabarkan bahwa Allah Maha Bijaksana dan Maha Adil, di mana Allah tidak akan mengadzab seseorang melainkan disebabkan dosanya sendiri.’
Ibnu Jarir menambahkan, ‘dahulu istri Fir’aun (Asiyah binti Muzahim) disiksa dibawah terik matahari, apabila suaminya meninggalkannya, maka malaikat memayunginya dengan sayapnya dan dia melihat rumahnya di surga’
Dari sini kita bisa ambil pelajaran bahwa suami yang tidak beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala wajib diingkari karena perbutannya dan terus menerus berdo’a kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala supaya diberikan hidayah agar kembali ke jalannya, dan menjadi pemimpin keluarganya. Karena suami yang tidak beriman tidak akan pernah memberikan mudharat sedikitpun kepada istri yang beriman.

Wallahua’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Maalikul Mulk (Maha Memiliki Kerajaan)

Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut keraj...