Label

Minggu, 20 Agustus 2017

Pelajaran Berharga Tentang Keluarga di Surah At-Tahrim (2)

Jagalah Keluargamu dari Api Neraka
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” [At-Tahrim : 6]
Tentu kita sudah familiar dengan ayat diatas, sebagaimana isinya berisi tentang perintahkan kepada kaum muslimin khususnya kepala keluarga untuk menjaga dirinya sendiri dan keluarganya dari api neraka.

Mujahid berpendapat tentang ayat ini yakni yang dimaksud dengan “Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” yakni bertakwalah kepada Allah dan berwasiatlah kepada keluarga kalian agar bertaqwa kepada-Nya. Sementara Qatadah berkata ‘hendaklah engkau menjalankan hukum Allah kepada mereka, serta memerintahkan dan membantu mereka untuk melaksanakannya, apabila engkau melihat mereka bermaksiat kepada Allah maka peringatkan dan laranglah mereka.’ Dari sini bisa kita ambil kesimpulan bahwa sebagai kepala keluarga kita wajib untuk mengajari istri, anak, cucu dan kerabat kita tentang apa yang diwajibkan dan dilarang oleh Allah kepada mereka. Dan Allah telah memeberi ancaman berupa dimasukkan ke neraka dengan bahan bakarnya adalah manusia dan batu dan dijaga oleh melaikat yang kasar dan keras. Ibnu katsir menafsirkan yang dimaksud bahan bakar dari manusia dan batu adalah dimana tubuh manusia akan dilempar kepadanya dan batu-batu itu berasal dari berhala-berhala yang pernah disembah, serta malaikat yang kasar mungkin karena kasih sayang di hati mereka telah dicabut dan yang keras yakni postur mereka yang sangat keras, besar dan menakutkan. Maka dari itu kita sebagai kepala keluarga harus serius dalam mendidik dan memelihara keluarga kita jangan sampai kita gagal dalam membina keluarga kita karena mereka adalah amanah kita di dunia dan kita akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah di akhirat kelak.

Ayat diatas terdapat di surah At-Tahrim sebagaimana di surah ini hanya terdapat dua belas ayat saja, kalau kita cermati dari ayat pertama sampai akhir, kita akan menemukan beberapa potret keluarga yang secara tersirat telah dijelaskan di dalam surah ini. Setidaknya ada lima keluarga yang dijelaskan didalam surat ini yaitu keluarga Rasulullah Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam, Keluarga Nabi Nuh 'Alaihissalam, keluarga Nabi Luth 'Alaihissalam, keluarga Imran dan keluarga Fir’aun. Potret dari kelima keluarga tersebut ada dua keluarga yang ideal dan tiga keluarga yang tidak ideal. Berikut adalah potret keluarga yang bisa kita contoh dan kita ambil pelajaran didalamnya.

Keluarga Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam
Tentu kita tidak asing lagi tentang keluarga Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam, kita tahu seluruh istri-istri nabi semuanya adalah wanita mulia, wanita yang di pilihkan oleh Allah untuk diperistri oleh Rasulullah, beliau pun juga dikaruniai anak-anak yang sangat mulia walau perlu digaris bawahi bahwa putra-putra beliau meninggal diwaktu kecil dan yang tumbuh sampai dewasa hanyalah putri-putrinya saja seperti Zainab, Ruqoyah, Ummu Kultsum dan Fatimah. Nabi pun dalam memilih menantu bagi putri-putrinya juga tidak sembarangan memilih. Contohnya adalah Utsman bin Affan dinikahkan dengan Ummu Kultsum dan Ali bin Abi Thalib dengan Fatimah, mereka adalah kedua sahabat mulia yang menemani Nabi berjuang dan berdakwah dari awal mula Islam lahir sampai Islam tegak dan menyebar ke seluruh dunia. Tidak hanya itu cucu-cucu Nabi pun berhasil dididik oleh beliau, kita lebih mengenal cucu-cucu Nabi yaitu Hasan dan Husein bin Ali, yang pernah disabdakan oleh Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bahwa mereka adalah para pemimpin pemuda di surga. Inilah potret keluarga yang ideal yang patut kita contoh bagaimana beliau mendidik putra-putri beliau, bagaimana beliau menikahkan putri-putri beliau sehingga mendapatkan cucu-cucu yang sangat luar biasa.

Keluarga Imran
Imran adalah seorang ayah dari Maryam, ibu dari Nabi Isa 'Alaihissalam. Imran bukanlah nabi, beliau hanya manusia biasa yang beriman kepada Allah bahkan beliau pernah bernadzar untuk menyerahkan putrinya kepada Allah.
Allah berfirman. “Dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, Maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan Dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-KitabNya, dan Dia adalah Termasuk orang-orang yang taat.” [At-Tahrim : 12]
Ayat ini menunjukkan bagaimana keberhasilan Imran dalam mendidik Maryam, bahkan Allah pun menyebutkan Maryam termasuk orang-orang yang membenarkan kalimat Allah, kitab-kitab-Nya dan termasuk orang-orang yang taat. Dan ini sudah cukup untuk menggambarkan keberhasilan seorang Imran yang bukan seorang nabi akan tetapi dapat mendidik putrinya menjadi seorang wanita yang sholeh dan mulia, bahkan beliau dikaruniai cucu seorang Nabi Isa 'Alaihissalam, secara garis besar Imran bisa dikatakan berhasil dalam mendidik dan menjaga keluarganya.  

Keluarga Nabi Nuh 'Alaihissalam dan Keluarga Nabi Luth 'Alaihissalam
Allah berfirman. “Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing), Maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): "Masuklah ke dalam Jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)". [At-Tahrim : 10]
Ini adalah potret keluarga yang bisa dianggap gagal walaupun kita tahu bahwa Nabi Nuh 'Alaihissalam dan Nabi Luth 'Alaihissalam adalah utusan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang sudah dijamin masuk surga, akan tetapi beliau diuji dengan Istri-istri beliau yang membangkang terhadap beliau dan bahkan sampai menyeret sebagian anak-anaknya untuk mengingkari apa yang dikatakannya, sehingga mengakibatkan mereka (istri Nuh dan istri Luth) masuk ke neraka jahannam. Kegagalan Nabi Nuh dan Nabi Luth dalam mendidik istri dan anak-anaknya adalah sebuah perumpamaan yang bisa kita ambil pelajaran bahwa kita jangan sampai salah dalam mendidik istri dan anak-anak kita jangan sampai mereka lepas dari pantauan kita dan jangan sampai kita lalai dalam menjaga mereka.

Keluarga Fira’un
Allah berfirman : “Dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim.” [At-Tahrim : 11]
Tentu kita mengenal Fir’aun seorang raja musuh dari Nabi Musa 'Alaihissalam, sebagaimana istri Fir’aun adalah wanita yang beriman akan tetapi suaminya tidak beriman. Dijelaskan bahwa keluarga ini adalah keluarga yang tidak seimbang, yang satu beriman dan yang satu tidak beriman, bahkan yang lebih parah lagi adalah sang suami yang menjadi kepala keluarga tidak beriman. Maka dari itu tipe keluarga ini adalah keluarga yang tak ideal, bisa kita ambil pelajaran bahwa didalam sebuah rumah tangga jika dalam hal keimanan tidaklah sama, maka itu tidak baik dan akan berdampak kepada anak-anaknya dan juga kondisi keluarga yang tidak sehat. Bahkan lebih jauh lagi di akhirat kelak akan dimintai pertanggung jawaban, maka dari itu kita sebagai kepala keluarga harus selalu bertaqwa dan beriman kepada Allah supaya dapat menjaga keluarga kita dari api neraka.

Wallahua’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Maalikul Mulk (Maha Memiliki Kerajaan)

Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut keraj...