Jagalah Keluargamu dari Api Neraka
“Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” [At-Tahrim : 6]
Tentu kita sudah familiar dengan ayat diatas, sebagaimana isinya berisi tentang perintahkan kepada kaum muslimin khususnya kepala keluarga untuk menjaga dirinya sendiri dan keluarganya dari api neraka.
Mujahid
berpendapat tentang ayat ini yakni yang dimaksud dengan “Peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka” yakni bertakwalah kepada Allah dan berwasiatlah
kepada keluarga kalian agar bertaqwa kepada-Nya. Sementara Qatadah berkata
‘hendaklah engkau menjalankan hukum Allah kepada mereka, serta memerintahkan
dan membantu mereka untuk melaksanakannya, apabila engkau melihat mereka
bermaksiat kepada Allah maka peringatkan dan laranglah mereka.’ Dari sini bisa
kita ambil kesimpulan bahwa sebagai kepala keluarga kita wajib untuk mengajari
istri, anak, cucu dan kerabat kita tentang apa yang diwajibkan dan dilarang
oleh Allah kepada mereka. Dan Allah telah memeberi ancaman berupa dimasukkan ke
neraka dengan bahan bakarnya adalah manusia dan batu dan dijaga oleh melaikat
yang kasar dan keras. Ibnu katsir menafsirkan yang dimaksud bahan bakar dari
manusia dan batu adalah dimana tubuh manusia akan dilempar kepadanya dan
batu-batu itu berasal dari berhala-berhala yang pernah disembah, serta malaikat
yang kasar mungkin karena kasih sayang di hati mereka telah dicabut dan yang
keras yakni postur mereka yang sangat keras, besar dan menakutkan. Maka dari
itu kita sebagai kepala keluarga harus serius dalam mendidik dan memelihara
keluarga kita jangan sampai kita gagal dalam membina keluarga kita karena
mereka adalah amanah kita di dunia dan kita akan dimintai pertanggung jawaban
oleh Allah di akhirat kelak.
Ayat
diatas terdapat di surah At-Tahrim sebagaimana di surah ini hanya terdapat dua
belas ayat saja, kalau kita cermati dari ayat pertama sampai akhir, kita akan
menemukan beberapa potret keluarga yang secara tersirat telah dijelaskan di
dalam surah ini. Setidaknya ada lima keluarga yang dijelaskan didalam surat ini
yaitu keluarga Rasulullah Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam, Keluarga Nabi Nuh 'Alaihissalam, keluarga Nabi
Luth 'Alaihissalam, keluarga Imran dan keluarga Fir’aun. Potret dari kelima keluarga
tersebut ada dua keluarga yang ideal dan tiga keluarga yang tidak ideal.
Berikut adalah potret keluarga yang bisa kita contoh dan kita ambil pelajaran
didalamnya.
Keluarga Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam
Tentu
kita tidak asing lagi tentang keluarga Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam, kita tahu seluruh
istri-istri nabi semuanya adalah wanita mulia, wanita yang di pilihkan oleh
Allah untuk diperistri oleh Rasulullah, beliau pun juga dikaruniai anak-anak
yang sangat mulia walau perlu digaris bawahi bahwa putra-putra beliau meninggal
diwaktu kecil dan yang tumbuh sampai dewasa hanyalah putri-putrinya saja
seperti Zainab, Ruqoyah, Ummu Kultsum dan Fatimah. Nabi pun dalam memilih menantu
bagi putri-putrinya juga tidak sembarangan memilih. Contohnya adalah Utsman bin
Affan dinikahkan dengan Ummu Kultsum dan Ali bin Abi Thalib dengan Fatimah, mereka
adalah kedua sahabat mulia yang menemani Nabi berjuang dan berdakwah dari awal
mula Islam lahir sampai Islam tegak dan menyebar ke seluruh dunia. Tidak hanya
itu cucu-cucu Nabi pun berhasil dididik oleh beliau, kita lebih mengenal cucu-cucu
Nabi yaitu Hasan dan Husein bin Ali, yang pernah disabdakan oleh Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bahwa
mereka adalah para pemimpin pemuda di surga. Inilah potret keluarga yang ideal
yang patut kita contoh bagaimana beliau mendidik putra-putri beliau, bagaimana
beliau menikahkan putri-putri beliau sehingga mendapatkan cucu-cucu yang sangat
luar biasa.
Keluarga Imran
Imran
adalah seorang ayah dari Maryam, ibu dari Nabi Isa 'Alaihissalam. Imran bukanlah nabi,
beliau hanya manusia biasa yang beriman kepada Allah bahkan beliau pernah bernadzar
untuk menyerahkan putrinya kepada Allah.
Allah
berfirman. “Dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya,
Maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan Dia
membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-KitabNya, dan Dia adalah Termasuk
orang-orang yang taat.” [At-Tahrim : 12]
Ayat
ini menunjukkan bagaimana keberhasilan Imran dalam mendidik Maryam, bahkan
Allah pun menyebutkan Maryam termasuk orang-orang yang membenarkan kalimat
Allah, kitab-kitab-Nya dan termasuk orang-orang yang taat. Dan ini sudah cukup untuk
menggambarkan keberhasilan seorang Imran yang bukan seorang nabi akan tetapi dapat
mendidik putrinya menjadi seorang wanita yang sholeh dan mulia, bahkan beliau
dikaruniai cucu seorang Nabi Isa 'Alaihissalam, secara garis besar Imran bisa dikatakan
berhasil dalam mendidik dan menjaga keluarganya.
Keluarga Nabi Nuh 'Alaihissalam dan Keluarga Nabi Luth 'Alaihissalam
Allah
berfirman. “Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan
bagi orang-orang kafir. keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba
yang saleh di antara hamba-hamba kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada
suaminya (masing-masing), Maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka
sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): "Masuklah
ke dalam Jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)". [At-Tahrim :
10]
Ini
adalah potret keluarga yang bisa dianggap gagal walaupun kita tahu bahwa Nabi
Nuh 'Alaihissalam dan Nabi Luth 'Alaihissalam adalah utusan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang sudah dijamin masuk surga, akan
tetapi beliau diuji dengan Istri-istri beliau yang membangkang terhadap beliau
dan bahkan sampai menyeret sebagian anak-anaknya untuk mengingkari apa yang
dikatakannya, sehingga mengakibatkan mereka (istri Nuh dan istri Luth) masuk ke
neraka jahannam. Kegagalan Nabi Nuh dan Nabi Luth dalam mendidik istri dan anak-anaknya
adalah sebuah perumpamaan yang bisa kita ambil pelajaran bahwa kita jangan
sampai salah dalam mendidik istri dan anak-anak kita jangan sampai mereka lepas
dari pantauan kita dan jangan sampai kita lalai dalam menjaga mereka.
Keluarga Fira’un
Allah
berfirman : “Dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang
beriman, ketika ia berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah
di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya,
dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim.” [At-Tahrim : 11]
Tentu
kita mengenal Fir’aun seorang raja musuh dari Nabi Musa 'Alaihissalam, sebagaimana istri
Fir’aun adalah wanita yang beriman akan tetapi suaminya tidak beriman. Dijelaskan
bahwa keluarga ini adalah keluarga yang tidak seimbang, yang satu beriman dan
yang satu tidak beriman, bahkan yang lebih parah lagi adalah sang suami yang
menjadi kepala keluarga tidak beriman. Maka dari itu tipe keluarga ini adalah
keluarga yang tak ideal, bisa kita ambil pelajaran bahwa didalam sebuah rumah tangga
jika dalam hal keimanan tidaklah sama, maka itu tidak baik dan akan berdampak
kepada anak-anaknya dan juga kondisi keluarga yang tidak sehat. Bahkan lebih
jauh lagi di akhirat kelak akan dimintai pertanggung jawaban, maka dari itu kita
sebagai kepala keluarga harus selalu bertaqwa dan beriman kepada Allah supaya
dapat menjaga keluarga kita dari api neraka.
Wallahua’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar